Jakarta Pendowo Jakarta Pendowo Jakarta Pendowo

Kanthi sesanti .. Joyo joyo wijayanti .. Rahayu ingkang pinanggih

Nuwun

Cari Sesuatu di dalam Blog Ini?

10 Mei 2011

Roti Bagelen




Minggu kemarin saya pulang dari kantor iseng2 masuk ke sebuah toko swalayan yang ada di jalan Salemba. Secara gak sengaja, saya ke bagian roti. Disana saya jumpai satu label roti: "ROTI MINI BAGELEN". Wah, bikin saya penasaran. Saya beli 2 bungkus Roti Bagelen. Ketika dalam perjalanan saya baca bungkusnya, kok ternyata produksi dari Bandung. Lalu saya coba buka satu bungkus dan saya makan. Hmmm... enak jg rasanya. Bikin tambah penasaran, kenapa namanya roti bagelen? Setelah ngubek2 mbah Google, saya pun tau kalo roti bagelen tuh asalnya dari Purworejo. Berikut tulisan yang saya temukan dari mbah Google:

_________________________________________________________________

Siapa yang tidak kenal Roti Bagelen? Dulu saya kira roti ini termasuk makanan import ternyata asal muasal roti ini dari Purworejo.

Roti yang secara tradisional berasal dari Purworejo, Jawa Tengah ini, mulai unjuk gigi. Penjualannya sudah banyak yang memasuki pasar swalayan dengan kemasan menarik.

Bagelen, sebetulnya, adalah nama sebuah daerah di Purworejo, Jawa Tengah. Tapi, kemudian, nama itu ngetop menjadi nama sebuah jenis roti kering. Sebabnya, tentu saja, karena dulu di Bagelen banyak perajin roti kering. Mereka menyebutnya roti "adu maning".

Namun, setelah berkembang ke berbagai daerah, sebutan "adu maning" digantikan dengan nama Bagelen. Sejak itu, Roti Bagelen yang berbentuk bulat (roti pada burger) atau lonjong banyak dijumpai di pasar atau kios-kios makanan kering di luar Purworejo, seperti Yogyakarta dan Solo bahkan hingga keluar pulau jawa. Pembuatannya pun, sudah banyak dilakukan oleh pengusaha-pengusaha di luar Purworejo.

Dapet resep cara buat bagelen praktis karena sekarang musim dingin, susah juga kalo mesti bikin bagelen dari awal. Jadi memanfaatkan sisa roti yang ada bisa deh kita bikin bagelen praktis sendiri. Dimodifikasi dengan topping keju diatasnya..^_^

Bahan :
1 buah roti tongkat, belah memanjang, potong-potong selebar 5 cm

Bahan lapisan :
50 gr mentega
25 gr mentega putih
40 gr tepung gula

Cara membuat :
1. Kocok rata bahan lapisan
2. Oleskan lapisan di atas roti
3. Oven 25 menit dengan suhu 150 derajat celcius sampai kering

TIPS :
Kalau bentuk roti ingin betul-betul roti bagelen, gunakan roti burger ukuran kecil.

Sumber : CoPas dari Roti Bagelen|Jajanan.com

__________________________________________________________________

16 April 2011

November 2010 (END) Kembali Ke Jakarta


Kembali saya menceritakan perjalanan saya...
Setelah makan tongseng di warteg Bagelen, kembali saya meneruskan jalan kaki. Rencana untuk kembali ke Jakarta sudah ditetapkan untuk menggunakan jasa PO. Sumber Alam...
Jadilah saya jalan kaki melalui jembatan Bogowonto, untuk mencapai loket tiket PO. Sumber Alam di dekat pesaren Nyi Candi...
Harga tiket bus AC Rp.120.000... Lumayanlah, adeeem begitu naik bus ini... Tp ada satu hal yang masih saya ingat, yaitu saya tiba-tiba merasa agak sedih untuk meninggalkan desa Ketangi. Terbersit dalam pikiran:"Wah, Bapakku sendiri di sini... Padahal masih kangen teramat sangat.. Tp Pak, aku ya harus nemenin Mamak di Jakarta. Aku pamit Pak... InsyaAllah, ada waktu dan kesempatan, aku akan kembali mengunjungi Bapak..."...

19 Februari 2011

November 2010 (3) Ketangi dan Bagelen

Perjalanan kembali berlanjut. Setelah puas duduk2 di pertelon Pendowo, karena ingin benar2 membalas kerinduan pada suasana, saya benar2 melanjutkan perjalanan alias jalan kaki..









Jalanan sepertinya masih terkena dampak abu Merapi. Putih tertutup abu dikanan-kiri jalan. Setiap melangkah, setiap saat pula kebul abu muncul. Kemringet, sepatu 'hancur', ngelak, ngeleh... Yaaaa sudahlah, saya putuskan untuk memberhentikan sebuah kopada yang mengarah ke Bagelen dan menghabiskan biaya Rp.1500 untuk sekali jalan dan turun di Kijing (Nyi Candi).
Akhirnya sampai juga di 'mulut' dusun Ketangi. Penyamaran dimulai...


Kenapa harus nyamar?? Ya karena saya tidak mau dikenali. Bukan karena sombong, tetapi karena tidak ingin merepotkan. Bila saya dikenali, otomatis saya harus mampir ke tempat kerabat dan otomatis pula disuguhi sesuatu yang pastinya (menurut saya) merepotkan buat mereka. Maka lebih baik saya menyamar. Jalan kaki, menahan lapar sambil sesekali minum air mineral yg tadi saya beli dari Jenar dan sambil sesekali menyeka keringat. Demi sowan ke kuburan Bapak saya.






Kira2 ada 1/2 jam saya berjalan kaki dari Kijing hingga tiba ke kuburan Bapak. Keadaan disana agak2 menyedihkan akibat dampak dari Merapi. Banyak pring yang malang-melintang disana sini. Tapi saya tidak bisa lama2 disana. Cukup berdoa dan membersihkan sekedarnya lalu pamit dan kembali berjalan kaki ke Kijing.


Karena panggilan alam, saya memulai untuk mencari kedai nasi - warteg lah, walaupun bukan di Tegal. Harusnya WARPUJO ya (WARung PUrworeJO) :D. Sekalian juga 'menyalurkan' hobi jeprat jepret foto sana sini. Jalaaaaan kaki nyabrang kali sampai akhirnya tiba di pertelon Bagelen. Nah!!! Banyak warung disini dan pilihan jatuh ke warung kambing, sapi dan ayam. Hm.. maksudnya warung yang menjual makanan berbahan daging kambing, daging sapi dan daging ayam seperti tongseng, soto dkk.









Ada Yg Mengenali Ini???

Atau Ini???




Warung Makan

Lumayan lagi sepi, jadi mnunggunya tidak terlalu lama. Nyam2 nyam2 nyam2... Kenyang... Alhamdulillah... . Habis Rp.15ribu untuk seporsi tongseng dan sepiring nasi. Minumnya air Po**** Swe** yg katanya ada ionnya dan minuman kemasan lokal. Kalo ditotal untuk makan dan minum menghabiskan Rp.25ribu

..:: BERSAMBUNG ::..

16 Januari 2011

November 2010 (2) Pertelon Pendowo

Mampir sebentar ke kios makanan & minuman yang ada di stasiun Jenar, beli air mineral 2 botol, susu kotak dan minuman energi (nggo tombo ngantuk - sewengi nutuk ora turu, mung mantuk2 ning njero sepur.. :P)

Jalan kaki dari stasiun sampai pintu kereta dan di depan masjid memberhentikan kopada yang menuju Purworejo (kalo nggak salah). Turun di pertelon (pertigaan) Pendowo, menghabiskan ongkos sebesar Rp.1500,-.

Liat-liat sebentar kemudian nyebrang ke jalan raya yang ada lampu merahnya... :D
Duduk dulu di batu besar di pinggir jalan.. Ngamatin sekeliling.. Foto2 dan ini hasil foto2nya...









.:: B E R S A M B U N G :.